Wiwiek Hargono Tri Adhianto: Peran Strategis Tim Pendaping Keluarga

FAJARLAMPUNG.COM – Pemerintah terus berupaya agar angka stunting atau gizi buruk pada anak terus berkurang. Salah satu fokus yakni pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting. Pendekatan ini diwujudkan melalui peran strategis Posyandu dalam hal ini Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang memastikan layanan diberikan kepada target kelompok yang tepat.

Memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan kesehatan dasar yang terpadu, meliputi upaya promotive dan preventif, secara konsisten mendorong kesehatan mental para ibu dalam rangka pemberantasan stunting dimana salah satu pilot projectnya yakni Kota Bekasi, Semarang dan Sulsel dalam Merumuskan modul untuk stunting dan modul utuk anak.

Menurut Wakil Ketua II Tim Pelaksana Penurunan Stunting Jawa Barat Wiwiek Hargono Tri Adhianto, peran strategis TPK tidak hanya membantu perubahan perilaku masyarakat, namun juga membantu dalam pencatatan dan pelaporan sehingga data yang diperoleh dapat digunakan oleh pemangku kebijakan dalam menentukan arah intervensi yang tepat.

Wiwiek menambahkan, dengan melakukan Formulasi Model Promosi Nutrisi dan Kesehatan Mental berbasis poros posyandu dan kelompok pendamping keluarga, dapat mengidentifikasi model pelayanan kesehatan mental ibu anak di tingkat komunitas; Menciptakan alat bantu dalam bentuk materi Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang Kesehatan mental ibu dan anak yang bisa diaplikasikan di tingkat keluarga dengan difasilitasi oleh kader posyandu dan kader/kelompok pendamping keluarga; Mencetak Kader Posyandu dan Kader Kelompok Pendamping Keluarga yang Terampil Nutrisi untuk cegah stunting serta Terampil Kesehatan Mental lewat Akademi Kader Posyandu (jangka menengah memperjuangkan kesejahteraan kader); Rekomendasi implementasi Model Promosi Nutrisi dan Kesehatan Mental 1000 HPK berbasis Posyandu dan Kelompok Pendamping Keluarga. (ADV-HUMAS)