Wamendagri Bima Arya: Kolaborasi Kunci untuk Ekosistem Inovasi di Daerah
FAJARLAMPUNG.COM, Jakarta – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan bahwa inovasi tidak bisa berdiri sendiri. Karenanya diperlukan kolaborasi yang kuat guna membangun ekosistem inovasi di seluruh daerah Indonesia. Sejalan dengan itu, dia mengajak pemerintah daerah (Pemda) untuk memprioritaskan sinergisitas lintas sektor agar lebih mudah mewujudkan inovasi berkelanjutan yang berdampak luas terhadap masyarakat.
Hal itu disampaikannya saat membuka Presentasi Kepala Daerah yang merupakan bagian dari rangkaian penilaian Innovative Government Award (IGA) Tahun 2024. Kegiatan yang diinisiasi Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tersebut berlangsung di Ruang Sidang Utama (RSU) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (28/10/2024).
“Tidak ada artinya kemudian, ketika kita sudah memenangkan penghargaan, tidak berlanjut didukung oleh komunitas, didukung oleh riset, didukung juga dengan keterlibatan filantropi, entrepreneur, corporate, dan lain-lain,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Bima juga mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam proses kolaborasi, khususnya generasi milenial dan generasi Z yang dikenal piawai berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurutnya, dengan melibatkan kaum muda, inovasi daerah dapat terus berkembang, menginspirasi, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dia menambahkan, kolaborasi bukan hanya soal dukungan finansial semata, tetapi mencakup semangat bersama dalam memajukan inovasi.
Menurutnya, dengan berinovasi sejumlah daerah bahkan mampu melaksanakan berbagai program unggulan tanpa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Kalau kami pelajari Bapak/Ibu, pemerintah daerah, baik provinsi ataupun kabupaten kota, yang ada di depan ketika inovasi, pasti piawai untuk melakukan kolaborasi. Tidak sendiri. APBD tidak lantas menjadikan hambatan untuk melangkah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo dalam laporannya mengatakan, tahap presentasi kepala daerah diikuti oleh 55 daerah nominator. Mereka terdiri dari 10 provinsi, 22 kabupaten, 11 kota, 4 daerah perbatasan dan 4 daerah tertinggal, serta 4 daerah klaster Papua. Banyaknya nominator IGA 2024 tersebut guna memperluas cakupan penilaian dan memberikan kesempatan bagi Pemda lain untuk meraih predikat sebagai daerah terinovatif.
Yusharto menjelaskan, setelah presentasi kepala daerah, tahapan penilaian IGA berikutnya adalah validasi lapangan. Hasil dari proses tersebut akan diputuskan dalam sidang pleno tim penilai untuk kemudian menetapkan pemenang IGA 2024 melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
“Tim penilai berasal dari 18 instansi terdiri dari unsur kementerian/lembaga (K/L), akademisi, Non-Governmental Organization (NGO), dan media,” pungkasnya.(Wan)
Sumber: Puspen Kemendagri