Sleman Kembangkan Budidaya Terong Jepang dengan Potensi Ekspor
FAJARLAMPUNG.COM, Sleman – Terong Jepang atau Nasubi kini jadi komoditas baru yang menjanjikan bagi para petani di Sleman. Lurah Balecatur, Andri Septiyanto, bahkan sudah mengembangkan budidaya terong asal Negeri Sakura ini di lahan seluas 1,2 hektar di Dusun Nyamplung Lor, Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping. “Kami mulai tanam sejak September 2025, dan pertengahan Oktober ini sudah bisa panen,” kata Andri saat ditemui di lokasi, Kamis (16/10/2025).
Dari lahan seluas itu, sebanyak 10 hingga 15 ribu batang terong Nasubi ditanam. Sekilas, bentuk tanamannya mirip terong ungu lokal, namun ukurannya lebih besar, warnanya lebih pekat, dan rasanya lebih manis. “Terong Jepang ini teksturnya padat dan kulitnya tipis, jadi lebih disukai di pasar luar negeri,” jelas Andri.
Tak hanya unggul dari segi kualitas, Nasubi juga mudah dibudidayakan. “Perawatannya ringan dan masa panennya cepat, cuma 40 hari,” ujar Andri. Sekali panen, lahan 1,2 hektar bisa menghasilkan 1–2 ton. Hebatnya lagi, pasar ekspor sudah menunggu. “Kami nggak perlu bingung jual, karena pembeli langsung datang dan dikirim ke Jepang,” tambahnya.
Namun, di balik potensi besar itu, ancaman hama tetap jadi perhatian petani. Hermono, salah satu petani yang ikut mengembangkan Nasubi, mengaku rutin melakukan penyemprotan pestisida nabati untuk mencegah kutu. “Kalau tikus, biasanya kami usir pakai bau belerang biar nggak mendekat,” ujarnya. Ia juga mengingatkan agar lahan tidak tergenang air karena bisa menyebabkan busuk akar. Dengan hasil cepat, perawatan mudah, dan pasar ekspor terbuka, terong Jepang Nasubi pun diprediksi bakal jadi komoditas unggulan baru dari Sleman.(waw)