Menuju Indonesia Emas 2045, UAP Hadirkan Inovasi Pendidikan Kesehatan Lewat Fakultas dan Halal Center Baru

FAJARLAMPUNG.COM, Pringsewu— Peluncuran Fakultas Kedokteran Gigi, Program Profesi Dietisien, dan Halal Center di Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) menjadi langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kehadiran tiga unit baru ini diharapkan dapat memperkuat ketersediaan tenaga medis dan ahli gizi di Provinsi Lampung serta mendorong pengembangan pendidikan tinggi di bidang kesehatan.

Peluncuran dilakukukan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela di Kabupaten Pringsewu, Rabu (15/10/2025).

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jihan menyoroti masih minimnya jumlah dokter gigi di Indonesia, termasuk di Lampung. Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), idealnya satu dokter gigi melayani 7.000 penduduk. Namun, di Indonesia rasio tersebut masih berada di kisaran 1 banding 9.000 hingga 12.000 penduduk.

“Artinya, kebutuhan dokter gigi di Indonesia masih sangat kurang. Bahkan jika kita bandingkan dengan negara maju seperti Jepang, satu dokter gigi di sana hanya melayani sekitar 2.000 penduduk,” ujarnya.

Wagub Jihan menambahkan, dengan jumlah fakultas kedokteran gigi di Indonesia yang baru sekitar 30-an, dibutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk mencapai standar WHO tersebut. “Di Lampung sendiri, masih ada sekitar 117 puskesmas yang belum memiliki dokter gigi berstatus ASN,” ujarnya.

Selain Fakultas Kedokteran Gigi, Wagub Jihan juga mengapresiasi pembukaan Program Profesi Dietisien di Universitas Aisyah Pringsewu, sebagai program pertama di Sumatera.

Ia menilai, hal ini sejalan dengan program pemerintah pusat dalam mendorong konsumsi makanan bergizi di seluruh daerah. “Kebijakan makan bergizi seimbang membuat setiap dapur atau fasilitas penyedia pangan wajib memiliki tenaga ahli gizi,” ujarnya.

Disisi lain, Wagub Jihan menilai perkembangan Universitas Aisyah Pringsewu sebagai salah satu contoh transformasi pendidikan tinggi yang cepat dan adaptif.

“Saya ingat ketika kampus ini masih sekolah tinggi ilmu kesehatan pada 2016. Hanya dalam tiga tahun, pada 2019, sudah bertransformasi menjadi universitas. Ini perkembangan yang luar biasa cepat,” ujarnya.

Ia menyebut, sejumlah universitas besar di Lampung belum memiliki program studi serupa. “Jadi ini prestasi tersendiri bagi Universitas Aisyah Pringsewu,” ucapnya.

Selain sektor kesehatan, Wagub Jihan, juga menyoroti masih rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi di Lampung. Saat ini, hanya sekitar 22 persen lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

“hanya sekitar 22 persen saja yang dari SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Lampung, jelas Wagub Jihan, berharap universitas-universitas seperti UAP dapat menjadi mitra strategis dalam memperluas akses pendidikan tinggi, termasuk melalui program beasiswa.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dunia kerja,” ujarnya.

Diakhir sambutannya, Wagub Jihan menyampaikan optimismenya terhadap kontribusi Universitas Aisyah Pringsewu dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.

“Mari jadikan momentum ini sebagai bagian dari perjalanan menuju Indonesia Emas, di mana Lampung sebagai motor penggerak kemajuan bangsa,” tutupnya.

Dalam kesempatannya, Rektor Universitas Aisyah Pringsewu, Sutrisno, menyampaikan bahwasannya peluncuran ini sebagai titik emas dalam sejarah Universitas Aisyah Pringsewu”. Ia menegaskan, ketiga unit baru tersebut merupakan bentuk ekspansi visi dan komitmen universitas untuk menjawab tantangan zaman.

“Hari ini kita tidak sekadar menghadiri acara seremonial. Kita sedang menorehkan sejarah, sebuah lompatan besar dalam perjalanan akademik UAP,” ujarnya.

Sutrisno menekankan bahwa peluncuran Fakultas Kedokteran Gigi, Program Studi Diestisien, dan Halal Center ini akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, unggul, dan bermartabat.

Tak hanya itu, Sutrisno berharap agar ketiga entitas baru ini dapat menjadi center of excellence di bidang masing-masing, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global.

Ia berkomitmen bahwa Universitas Aisyah Pringsewu akan menyediakan dukungan sumber daya, fasilitas, dan kebijakan yang dibutuhkan agar ketiganya dapat tumbuh dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi umat manusia.

“Kesehatan bukanlah segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak berarti apa-apa,” ucapnya.

“Semoga langkah strategis ini mendapat ridha Allah SWT dan membawa keberkahan bagi bangsa, negara, dan dunia,” tambahnya. (IC)

Sumber : Adpim