Kesederhanaan dan Hikmah Peringatan Nuzulul Qur’an di Dsn. Kranggan, Ds. Majenang
FAJARLAMPUNG.COM, Lamongan – Pada tanggal 27 Maret 2025, bertepatan dengan malam ke-28 Ramadhan, warga masyarakat Dsn. Kranggan mengadakan peringatan Nuzulul Qur’an yang bertempat di halaman Masjid AR-RAHMAN, Dsn. Kranggan, Ds. Majenang. Acara tersebut dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan, namun suasana suka cita dan penuh hikmat tetap terasa sepanjang kegiatan.
Pada peringatan kali ini, panitia mengundang salah satu dai terkenal dari Bojonegoro, yaitu Kyai Haji Safarun. Beliau adalah salah satu dai yang aktif di Polres Bojonegoro. Kehadiran beliau semakin memperkaya acara dengan ceramah-ceramah yang penuh makna. Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dusun Kranggan, tokoh masyarakat, serta warga Kranggan dan sekitarnya, menciptakan suasana yang meriah dan ramai.
Rangkaian acara pada malam tersebut dikemas dengan sederhana namun tetap bermakna. Acara dimulai dengan pembacaan Surat Yasin, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia. Dalam sambutannya, ketua panitia menyampaikan, “Acara seperti ini harus tetap dilestarikan, meskipun di tengah modernisasi zaman seperti sekarang ini. Ini adalah cara kita untuk mengenang sejarah turunnya Al-Qur’an, sekaligus sebagai bentuk manifestasi perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Selain itu, acara ini juga merupakan kesempatan untuk mendalami isi Al-Qur’an secara benar dan utuh.”
Selanjutnya, Kepala Dusun Kranggan, Bapak Pendi, memberikan sambutan yang menyentuh. Ia mengatakan, “Acara seperti ini harus senantiasa dilestarikan dan digalakkan agar kita sebagai umat Islam selalu mengenang sejarah turunnya Al-Qur’an. Semoga acara ini juga berimbas pada kerukunan antar sesama warga, serta meningkatkan rasa saling menghargai antar umat beragama yang ada di lingkungan kita.”
Pada kesempatan tersebut, Kyai Haji Safarun yang lebih akrab disapa Lek Ron, memberikan ceramah yang penuh hikmah. Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan umat Islam untuk selalu mengenang dan mengambil pelajaran dari sejarah, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. “Kita hidup di negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya kita harus saling menghargai antar umat beragama. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an, ‘Lakum dinukum waliyadin,’ yang menunjukkan keberagaman yang ada. Umat Islam harus mampu mengamalkan ajaran ini secara benar dan utuh,” tegas Kyai Safarun.
Acara peringatan Nuzulul Qur’an ini ditutup dengan pembacaan doa, yang dipimpin oleh Kyai Safarun. Semua pihak yang hadir, baik panitia maupun tamu undangan, mengucapkan, “Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin,” serta mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri.(*)