Hasan Widagdo: Kisruh Muktamar PPP Memprihatinkan dan Memalukan

FAJARLAMPUNG.COM, Jogja – Ketua DPC PPP Kota Yogyakarta, Hasan Widagdo, menyoroti keras kisruh Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memicu dualisme kepengurusan.

‎“Melihat proses Muktamar kemarin, sejak hari pertama, itu kan sudah cukup memprihatinkan, sudah cukup memalukan,” tegasnya, Senin (29/9/2025).

‎Ia menambahkan, “Sebagai partai warisan ulama, kok modelnya seperti itu,” sambil menekankan pentingnya mematuhi aturan dan konstitusi partai.

‎Hasan menilai perbedaan pendapat dalam politik wajar terjadi, namun prosedur yang dilanggar tidak bisa dibiarkan.

‎“Dinamika itu biasa. Artinya, ya perbedaan, ada dukung-mendukung, kubu-kubuan, itu enggak apa-apa. Cuma, ya aturan atau konstitusi internal partai kan seharusnya dipegang. Kemudian, fatwa-fatwa politik itu juga harus ditaati,” ujarnya penuh penekanan.

‎Dengan kalimat itu, ia menegaskan perlunya transisi kepemimpinan yang taat asas.

‎Menanggapi kebuntuan di tingkat pusat, DPC PPP Kota Yogyakarta memilih langkah taktis.

‎“Kami, khususnya dari DPC PPP Kota Yogyakarta tentunya akan mengikuti mana yang akan keluar SK Kemenkum-nya. Itu konsekuensi organisasi, dalam rangka proses-proses legal formal, misalnya Pemilu dan lain-lain,” papar Hasan.

‎Ia menegaskan keputusan pemerintah melalui Kemenkumham menjadi kunci keabsahan kepengurusan partai.

‎Meski menunggu SK Kemenkumham, kekhawatiran dampak ke akar rumput terus mengemuka.

‎“Jelas, potensi PPP akan kembali terbelah itu ada. Jadi, setidak-tidaknya ada pengamanan di masing-masing wilayah. Maksudnya, pengamanan dengan konstituen, kesolidan, itu yang harus diperkuat,” ungkap Hasan.

‎Ia menutup dengan refleksi mendalam, “Itu bukan perkara mudah. Itu menjadi PR kami yang sementara ini masih diberikan amanat untuk menjadi pengurus,” sembari menegaskan kesiapan DPC menghadapi gejolak pasca-Muktamar.(waw)