Gerakan Indonesia Menanam: Prof. Wawan Dukung Penguatan Rantai Pasok Pangan Nasional

FAJARLAMPUNG.COM, Serang – Ketahanan pangan menjadi isu strategis yang tak bisa dipisahkan dari upaya menciptakan bangsa yang sehat dan mandiri. Hal ini ditegaskan oleh Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Prof. Dr. H. Wawan Wahyuddin, M.Pd, dalam seminar nasional bertema “Ketahanan Pangan Berkelanjutan” yang dilaksanakan di kampus UIN SMH Banten, Senin (28/4/2025).

Prof. Wawan menyoroti peran penting lumbung pangan nasional sebagai salah satu pilar utama ketahanan nasional. Menurutnya, ketahanan pangan tak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan masyarakat.

“Jika pangan tercukupi dan bergizi, maka masyarakat akan hidup sehat. Itu akan berdampak langsung pada produktivitas dan kesejahteraan,” ujar Prof. Wawan.

Ia juga mengajak semua pihak untuk mulai memperhatikan aspek kualitas dalam produksi pangan. Salah satunya dengan mengadopsi metode pertanian ramah lingkungan, termasuk penggunaan pupuk organik dan bibit unggul.

“Kita tidak bisa hanya mengejar hasil panen yang banyak. Lebih penting lagi, bagaimana pangan itu aman dan menyehatkan,” tegasnya.

Menanggapi program nasional Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto, Prof. Wawan menyambutnya sebagai langkah strategis. Menurutnya, pembangunan gudang desa dan sistem distribusi pangan yang efisien akan memperkuat rantai pasok dari tingkat lokal hingga nasional.

Di sisi lain, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan bahwa produksi gabah nasional saat ini telah melampaui angka konsumsi. Indonesia disebut telah memproduksi 13,9 juta ton gabah, lebih tinggi dari kebutuhan konsumsi sebesar 10,37 juta ton.

“Kita sedang membuktikan diri sebagai calon lumbung pangan dunia. Dan ini harus dijaga dengan sinergi dari semua sektor, termasuk dunia pendidikan,” ujar Sudaryono dalam forum International Fertilizer Producers Event.

Ia juga mendorong transisi menuju pertanian berkelanjutan dengan memprioritaskan pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesehatan jangka panjang.

Sebagai penutup, Prof. Wawan mengingatkan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Kampus harus menjadi pusat inovasi. Kita harus hasilkan riset yang bisa langsung diaplikasikan untuk memajukan pertanian,” tutupnya.

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat dan akademisi, Indonesia diyakini mampu membangun sistem pangan yang tidak hanya mandiri, tetapi juga sehat dan berkelanjutan. (Yuyi Rohmatunisa)