Forum “Warisan Kepahlawanan Fondasi Masa Depan” Kupas Nilai Perjuangan Jenderal Besar Sudirman
FAJARLAMPUNG.COM, Jogja – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KPwBI DIY) menggelar “Story Telling Pahlawan Nasional Sudirman”.
Dengan tema “Warisan Kepahlawanan Fondasi Masa Depan” di Bangsal Mataram, Yogyakarta, Senin (24/11/2025).
Kepala KPwBI DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menegaskan bahwa forum tersebut digelar untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kejuangan Jenderal Besar Sudirman.
“Semangat beliau selalu relevan, terutama untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan berintegritas,” ujarnya membuka acara.
Narasumber utama, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi Sudirman, putra bungsu Jenderal Besar Sudirman, menekankan pentingnya menggali keteladanan sang panglima.
Ia menegaskan, “Belajar dari Jenderal Soedirman berarti meneladani patriotisme, nasionalisme, pantang menyerah, dan rela berkorban bagi bangsa.”
Teguh juga mengingatkan bagaimana sang ayah memimpin perang gerilya di tengah kondisi fisik yang sangat lemah.
“Semangat itu mengajarkan agar tidak mudah putus asa dan pentingnya persatuan,” tambahnya.
Menurut Teguh, nilai-nilai perjuangan Sudirman sangat relevan untuk generasi masa kini.
Ia menyebut keteguhan sang jenderal sebagai fondasi kepemimpinan yang humanis dan berorientasi pada rakyat.
“Keterbatasan fisik tidak pernah menjadi alasan untuk berhenti berjuang; kolaborasi antar warga menjadi kunci keberhasilan bersama,” tegasnya.
Hadir pula sejumlah tokoh, termasuk Deputi Kepala BI DIY Hermanto, Wakil Ketua ISEI Yogyakarta Rudy Badrudin, serta berbagai organisasi ekonomi dan pendidikan.
Sementara itu, moderator acara Y. Sri Susilo menegaskan bahwa keteladanan Sudirman dapat diterjemahkan menjadi ketangguhan generasi muda di berbagai bidang.
“Semangat itu bisa diadaptasi menjadi disiplin, kepemimpinan, relijiusitas, dan kemampuan beradaptasi di era yang cepat berubah,” ujarnya.
Ia menambahkan, peringatan Hari Pahlawan melalui forum ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai patriotisme.
“Ini bukan hanya mengenang, tetapi menghidupkan kembali semangat membangun bangsa,” katanya.
(waw)

