Desi Ferawati: Madrasah Ini Tak Layak, Pendidikan Anak-Anak Jangan Tersandera Kondisi Fisik
FAJARLAMPUNG.COM, Serang – Potret memprihatinkan dunia pendidikan kembali mencuat dari pelosok Kabupaten Serang, Banten. Sebuah madrasah diniyah bernama Madarijul Ulum yang terletak di Desa Binangun, Kecamatan Waringin Kurung, kini menghadapi ancaman serius: bangunan sekolah dalam kondisi rusak parah dan berpotensi roboh sewaktu-waktu.
Kondisi ini menjadi perhatian intens Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang, Desi Ferawati. Beberapa waktu lalu, Desi telah melakukan kunjungan ke sekolah tersebut dan memberikan sedikit bantuan. Namun, bantuan itu belum mencukupi mengingat kebutuhan besar untuk renovasi sekolah.
Desi Ferawati akan berupaya mendorong pembangunan sekolah yang diketahui rusak parah dan sempat menghentikan kegiatan operasional selama tiga bulan. Padahal, sekolah tersebut menampung sebanyak 75 siswa.
Desi Ferawati, anggota DPRD Kabupaten Serang dari Fraksi PAN Dapil 5, mengungkapkan “Kemarin saya sempat saat penetapan paripurna ketemu sama Kemenag dan saya harus diskusi terkait kelanjutannya,” ungkapnya usai menghadiri Pelantikan dan Sumpah Bupati Serang terpilih 2025 – 2030 di Gedung Kantor Gubernur Banten KP3B Pusat Pemerintahan Provinsi Banten. Selasa, (27/05/2025).
“Memang itu harus diperhatikan secara serius karena memang kondisi Madrasah sangat memprihatinkan dan saya tidak cukup diam sampai hari ini, sampai benar-benar ada realisasi dan memang ada bantuan dari pemerintah itu, dari Kemenag terkait madrasah yang memang sudah atau sangat tidak layak lagi karena kan ini menghambat pendidikan anak-anak yang tidak sekolah,” jelasnya.
“Dan kondisi madrasah yang tidak ada atap, mebeler, lain-lainnya juga sudah tidak layak,” tambahnya.
“Pasti akan kita tindak lanjuti, setelah pelantikan ini, akan kita tindak lanjuti,” tutupnya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah ini sejak pembangunan pada Tahun 2003 dan di Operasikan pada Tahun 2005 menggunakan dari dana swadaya donasi masyarakat setempat.
Bahkan pihak sekolah memutuskan untuk renovasi sekolah tersebut dengan dana swadaya yang dikumpulkan dengan kotak kardus yang diletakkan dipinggir jalan.
“Kalau dapat uang, kita beli satu sak semen. Kalau hari itu nggak dapat, ya dikumpulkan dulu sampai cukup. Begitu terus,” ucap Ahmad Sapturi Kepala Pembangunan Madrasah Diniyah Madarijul Ulum beberapa waktu lalu pada Rabu, 21 Mei 2025 kepada distrikbantennews.com.
Potret Madrasah Diniyah Madarijul Ulum ini menggambarkan ketimpangan nyata antara cita-cita besar Indonesia Emas 2045 dengan kenyataan di lapangan. Sebuah pengingat bahwa pembangunan sumber daya manusia bukan hanya soal jargon dan perencanaan, melainkan menyentuh hingga akar rumput, tempat di mana masa depan negeri ini sesungguhnya sedang dipertaruhkan. (herfa)